Sunday, November 16, 2014

Sukses diawali oleh mimpi



Dinukil dari catatan harian tanggal 11 November 2014

Masih melanjutkan tentang perjuangan, lah ini kok perjuangan lagi ya, lagi-lagi perjuangan. Kebetulan momennya bertepatan dengan ulang tahun perusahaan tempat aku bekerja. 40 tahun yang lalu, Bapak David Herman Jaya mulai merintis perusahaan pribadi beliau. Berawal dari sebuah bengkel las kenteng, usaha yang beliau tangani berkembang setahap demi setahap menjadi perusahaan besar seperti sekarang. Jika awalnya hanya mempekerjakan beberapa gelintir orang saja, kini perusahaan telah memiliki tak kurang dari 4000 karyawan dari 37 anak perusahaan yang tersebar di seluruh penjuru nusantara.

Dalam suatu sesi acara ramah tamah bersama karyawan, beliau menceritakan milestone pertumbuhan usaha beliau dari titik nol sampai ke level sekarang. Beliau menuturkan bahwa semua dimulai dari mimpi. Karena memiliki hobi dan passion yang tinggi di dunia otomotif, beliau tak pernah terlambat mengikuti perkembangan terbaru dunia otomotif. Saking getolnya menggemari otomotif, acapkali beliau bermimpi menciptakan kendaraan buah tangan beliau sendiri. Dari seringnya mimpi-mimpi tersebut mengusik, muncul kemauan yang keras untuk belajar dan menggali potensi yang ada untuk mewujudkan apa yang beliau impikan.

Mulai dari situ beliau berambisi menciptakan mobil dari bengkel yang beliau tangani dan singkat cerita, dengan usaha yang gigih beliau berhasil membuat mobil yang beliau impikan. Dengan tercapainya satu mimpi beliau, muncul mimpi-mimpi baru yang selalu beliau wujudkan sampai sekarang. Sungguh, andai waktu itu Pak David bermimpi membuat bakso dan mie ayam, tentu sekarang keadaannya akan lain.

Sungguh ini merupakan pelajaran yang sangat berharga, setidaknya aku mengerti bila Pak David bisa memunculkan keinginannya sampai terbawa ke alam mimpi, ke alam bawah sadar, tentu saja itu adalah karena saking seriusnya beliau memikirkan hal tersebut. Sungguh beliau telah mencontohkan sebuah totalitas yang luar biasa, yang harus aku copy – paste dalam kehidupanku. Benar apa yang dikatakan orang bijak, "Jangan menunggu orang lain memberikan contoh untuk berubah. Lakukan perubahan, dan anda akan menjadi contoh bagi orang lain." 




Terimakasih Pak David, segenap direksi dan manajemen perusahaan, semoga perusahaan ini semakin berkembang lebih baik, lebih baik dan lebih baik.

Thursday, November 13, 2014

Belajar dari perjuangan para pahlawan



Suntingan dari catatan harian tanggal 10 November 2014:
Senin dini hari entah mengapa mata ini belum mau diajak tidur meski badan sudah lelah beraktivitas seharian. Mau nonton acara televisi kayaknya nggak ada tinjauan acara yang menarik. Kulongok sekilas kalendar di ponsel, ternyata sudah hari kesepuluh di bulan November ini. Iya, bertepatan sekali dengan Hari Pahlawan. Update status dulu ah, sudah lama nggak ngupdate status. Nulis apa ya? Terimakasih PAHLAWANKU, kudoakan pahala dan balasan atas PERJUANGAN dan PENGORBANANMU. Cukup ah nggak usah panjang-panjang yang penting pesannya tersampaikan.


Udah ngupdate, ngapain lagi ya? Eh, iseng-iseng ngetik kata pahlawan di mesin telusur google dan kutemukan link ke halaman ini http://kbbi.web.id/pahlawan. Kubuka dan tampil arti kata pahlawan sbb:


pah·la·wan n orang yg menonjol krn keberanian dan pengorbanannya dl membela kebenaran; pejuang yg gagah berani; -- bakiak suami yg sangat patuh (takut) kpd istrinya; -- kesiangan 1 orang yg baru mau bekerja (berjuang) setelah peperangan (masa sulit) berakhir; 2 orang yg ketika masa perjuangan tidak melakukan apa-apa, tetapi setelah peperangan selesai menyatakan diri pejuang;
ke·pah·la·wan·an n perihal sifat pahlawan (spt keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, dan kekesatriaan)


Setelah membuka kamus, baru aku sadar ternyata pahlawan itu selalu identik dengan pengorbanan ya. Terlepas dari mengapa, untuk siapa dia dan bagaimana berkorban, mereka adalah orang-orang yang memiliki andil dan berjasa besar bagi orang lain yang diperjuangkan. 

Siapapun dia, tak peduli dia orang yang kita kenal ataupun tidak sama sekali, sudah selayaknya kita berikan penghargaan dan penghormatan atas perjuangan dan pengorbanan yang mereka berikan. Sedikit menyadur perkataan orang bijak, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya, begitu juga apa yang kita raih saat ini adalah buah dari jerih payah para pendahulu kita.

Semoga dari momen hari pahlawan aku dapat memetik pelajaran agar mencontoh keteladanan para pahlawan yang tak kenal putus asa berjuang untuk merdeka dari penjajahan. Kalau mereka berjuang melawan penjajah kolonialis dan kapitalis, maka dengan analogi yang sama aku harus bisa berjuang mengalahkan rasa malas yang menjajahku.

Come on Yit, ini bukan waktunya malas-malasan !!! Perjuangan pertama, Nanti harus bangun pagi !!! (walaupun tidurnya sudah jam 2:00 a.m)


Saturday, November 8, 2014

Dia Yang Biasa Saja dan Aku Yang Lebih

Sudah dua tahun aku meninggalkan aktivitas blogging.
Kadang ingin kembali blogging, tapi kebiasaan menunda dan menunda adalah satu titik lemah yang belum dapat lepas dari sifat ku.

Tak apalah untuk waktu yang telah berlalu, tak ada guna jika hanya untuk disesali.
Setidaknya aku dapat pelajaran dari - seorang yang biasa saja -  yang atas kegigihannya menekuni - kegiatan kecil - bisa merubah peruntungannya 'from nothing to something'.

Iri aku, - dia yang biasa saja - memiliki semangat dan tekad yang melampaui jauh diatas semua keterbatasannya, sehingga bisa mencapai level sekarang. Mengapa - aku yang lebih - tidak bisa?

Ternyata - aku yang lebih - hanya sebatas teori dalam kamusku sendiri, dan selalu membanggakan bayang-bayang kelebihan adalah prakteknya. Sementara - dia yang biasa saja - selalu tahu bahwa dia hanya wong cilik yang harus berubah jika tidak mau punah.

Kini setelah beberapa kurun waktu berlalu, semua serba terbalik. Kau semakin rendah diri bagai padi yang semakin padat berisi, sementara aku semakin pongah dengan kesombongan yang kosong. 

Mungkin benar andai dulu aku pernah menjadi guru kamu, aku hanya berdiri di depan karena aku tahu lebih dulu, bukan karena aku lebih pandai dari kamu. Sekarang, aku yang harus berguru, ngangsu kawruh sebanyak-banyaknya pelajaran dari kamu. Memang kamu bukan ST, SE, SPd, S.Kom tapi lebih dari itu, kamu adalah Sarjana Kehidupan yang sesungguhnya.

Terimakasih Guru, kau ajarkan aku untuk berubah.